Welcome to kevinprayudi.blogspot.com. Feel free to explore more about property. Regards,"Pemuda Pemasar Properti"

Sabtu, 28 Maret 2015

SATU ATAP KANTOR PROPERTI BELUM TENTU AKRAB

$ AGEN A VS AGEN B $

Berada disatu atap kantor yang sama tidak menutup kemungkinan terjadinya pertengkaran atau perselisihan antara agen yang satu dengan agen yang lainnya. Biasanya kalau udah berkaitan sama yang namanya “UANG”, segala sesuatu bisa terjadi karena uang sifatnya sensitive. Bahkan teman dekat, saudara, maupun keluarga bisa ribut cuma karena uang.

Sebagai contoh consumen A ingin menanyakan rumah kepada agen A, namun agen A tidak mengangkat telfonnya. Akhirnya consumen A telfon ke  agen B yang kita asumsikan adalah rekan kerjanya dan akhirnya diangkat dan anggap saja akhirnya konsumen itu jadi membeli. Tiba-tiba agen B itu bilang ke agen A, wah jadi beli ya, kalo gitu saya dapat bagian dong itu kan tamu saya. Kata B ga bisa lah, itu tamu saya, siapa suruh kamu ga angkat telfon.  Akhirnya mereka berdebat, agen A pun tidak mau ngerti dan tetap bersi keras ingin meminta bagian. Begitu juga sebaliknya agen B yang tidak mau membagi komisi terhadap agen A karena dia menganggap itu adalah kesalahan dia.
Dari contoh diatas menggambarkan bahwa setiap hal yang kita lakukan, tidak akan pernah terlepas dari permasalahan. Namun, semuanya tergantung dari bagaimana cara kita menghadapi permasalahan yang ada. Kuncinya adalah KEADILAN, kalau kita memang punya andil dalam menyukseskan terjadinya pembelian rumah maka kita berhak dapat bagian, begitu juga sebaliknya. Tetapi, yang menjadi permasalahan adalah seberapa besar porsi / persentase pembagian komisi yang harus diberikan kepada masing-masing agen yang berperan. Nah, itu harus disesuaikan dari besarnya atau banyaknya usaha mereka dalam bekerja. Orang yang lebih banyak bekerja akan mendapat hasil lebih banyak, sedangkan yang tidak berkontribusi besar jangan memaksakan untuk mendapat bagian lebih banyak. Sebenarnya ini adalah permasalahan yang  yang simple saja, namun kadang kali kita terlena oleh sebuah materi. Hasrat manusia untuk mendapat lebih dan tidak mau kalah akan  selalu muncul dalam diri setiap manusia. Hal itu wajar, tapi permasalahannya bagaimana kita mampu mengendalikan diri, mawas diri terhadap situasi yang ada.


“Lebih baik anda kembali bekerja keras, ketimbang anda mempermasalahkan urusan yang tak kunjung usai”

Tidak ada komentar: